Soft Selling Vs Hard Selling di Leads Acquisition

Apapun produk yang kamu buat, baik itu barang atau jasa, leads acquisition atau akuisisi prospek adalah hal penting yang harus dilakukan. Leads acquisition sendiri merupakan istilah pemasaran yang kamu lakukan dengan cara menarik pengunjung situs yang tertarik dengan brand, perusahaan atau produkmu kemudian mengubah mereka menjadi pelanggan tetap.

Leads acquisition bisa dilakukan dengan 2 cara yakni soft selling dan hard selling. Meskipun sama-sama punya tujuan menjual produk, nyatanya kedua cara ini bisa bekerja dengan hasil yang berbeda. Bagaimana cara memilihnya agar kamu bisa mendapatkan leads acquisition sesuai harapan? Simak penjelasannya!

Pengertian Soft Selling

soft sellingSumber : Ginee

Soft selling adalah strategi pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan taktik halus dan kasual untuk menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dengan hubungan ini, pada akhirnya kamu akan meyakinkan prospekmu untuk melakukan pembelian.

Soft selling adalah sebagian besar dari strategi marketing modern yang populer. Persaingan yang meningkat tidak hanya mengharuskan perusahaan untuk fokus pada produk saja, tapi juga pada pelanggan. Dengan strategi ini, kamu harus melakukan banyak riset online, meluangkan banyak waktu dengan pelanggan untuk membuktikan kalau kamu memang expert di bidangmu dan produkmu memang layak untuk dibeli.

Dengan strategi ini, kamu tidak hanya akan menciptakan basis pembeli yang membeli satu kali, tapi membeli berulang bahkan dalam jangka waktu yang lama.

Pengertian Hard Selling

hard sellingSumber : Ginee

Berlawanan dengan soft selling, hard selling adalah strategi penjualan langsung yang dilakukan untuk membujuk prospek membeli produk yang Anda jual dalam waktu singkat. Strategi ini bisa berhasil jika digunakan dengan benar, di waktu dan tempat yang tepat.

Hard selling juga bisa merujuk pada tindakan membuat panggilan kepada calon pelanggan untuk menawarkan produk hingga melakukan penjualan door-to-door.

Perlu diketahui bahwa banyak pakar yang memandang hard selling sebagai penjualan yang agresif untuk mendapatkan leads acquisition. Strategi ini memang bisa memberi manfaat tapi tidak direkomendasikan untuk dipakai sebagai strategi penjualan utama.

Kapan Harus Menggunakan Hard Selling dan Kapan Harus Menggunakan Soft Selling?

sellingSumber : Pikiran Rakyat

Tidak semua bisnis cocok menggunakan hard selling dan sebaliknya. Untuk memudahkanmu dalam membuat keputusan strategi mana yang cocok untuk meraih leads acquisition produkmu, simak contohnya berikut ini!

Contoh Penerapan Hard Selling

Industri restoran adalah contoh sektor yang paling cocok menggunakan strategi hard selling. Mulai dari restoran besar sampai warung makan kecil, pelanggan perlu didesak untuk membuat keputusan cepat dari berbagai macam pilihan. Jika tidak, bisnis akan rugi karena tidak bisa melayani pelanggan tepat waktu. Mereka bisa kehilangan pelanggan karena ada pesaing mereka yang lebih cepat.

Hard selling tidak cocok diterapkan jika konsumen dalam keadaan tidak tahu apakah mereka akan membeli atau tidak. Hard selling juga tidak cocok digunakan jika bisnis yang kamu jalankan adalah B2B (business to business).

Contoh Penerapan Soft Selling

Soft selling sangat efektif digunakan untuk menciptakan basis pelanggan yang loyal. Perusahaan yang ingin menciptakan pelanggan setia atau ingin mem-branding diri sebagai bisnis yang berorientasi pada keluarga sangat cocok menggunakan strategi ini.

Kita ambil contoh sederhana. Perusahaan A adalah perusahaan yang menjual perlengkapan bayi yang canggih, stylish dan fungsional. Hard selling tidak akan bisa digunakan karena tidak menjangkau calon orang tua muda yang sedang ‘meraba-raba’ untuk menemukan produk terbaik untuk bayi mereka.

Dengan strategi soft selling, perusahaan A bisa meyakinkan para orang tua yang sedang bimbang memilih produk yang tepat. Di sisi lain mereka juga bisa menciptakan loyalitas merek saat anak-anak tumbuh besar dengan beragam barang tambahan yang mungkin akan mereka perlukan.

Seperti yang sudah dibahas secara singkat di atas, soft selling tidak bisa dipakai di sebagian besar proses penjualan yang bergerak cepat. Sementara hard selling tidak cocok diterapkan jika Anda mengharapkan konsumen melakukan pembelian berulang. Lewat pertimbangan di atas, kamu bisa memilih strategi terbaik yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnismu.

Apa pun strategi yang kamu pilih, pastikan kamu menggunakan jaringan internet yang cepat, stabil dan mumpuni. Bersama Nusanet sebagai Internet Solution Provider, kamu akan lebih leluasa merancang strategi mumpuni untuk memaksimalkan leads acquisition bagi bisnismu. Hubungi kami sekarang juga untuk mengonsultasikan kebutuhan internetmu!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *