Sampai Kapan Kita Akan Terus Menggunakan Password?
Dahulu bahkan hingga sekarang password adalah suatu hal yang sakral yang menjadi suatu benteng untuk melindungi data-data kita. Namun semakin lama semakin banyak kita temukan kebocoran data dimana-mana karena password yang dibobol. Kenapa? Karena password tersebut yang tidak memenuhi standard hingga kencenderungan pengguna secara umum yang selalu menggunakan password dengan pola yang sama berulang-ulang.
Ada apa sih dengan password sebenarnya?ย
Kini untuk meretas data seseorang tidak perlu membayar mahal-mahal seorang hacker, karena informasi data pribadi hingga akses login ke bank account seseorang telah diperjualbelikan hanya seharga $7 di dark web.
Sementara, untuk menghapal pola password yang harus berbeda-beda itu sangat sulit, belum lagi saat kita kelupaan password, tentu akan lebih repot karena harus membutuhkan bantuan jasa IT untuk mereset ulang password.
Sebuah perusahaan penelitian, Gartner, memprediksi pada tahun 2020 nanti 60% dari perusahaan-perusahaan besar tidak akan bergantung lagi dengan password. Wah, bagaimana bisa? Salah satu cara untuk mewujudkan “passwordless” adalah dengan menggunakan verifikasi kartu identitas resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah hingga verifikasi dengan pemeriksaan kesamaan wajah. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu juga dibutuhkan peran baik dari pemerintahan, perusahaan hingga badan-badan yang dapat mengatur dan mengembangkan standard keamanan secara global.
Mari kita nantikan perubahan-perubahan tersebut dimasa-masa yang akan datang. Tentunya ketika data-data kita sudah tersentralisasi secara digital dan tersimpan dengan aman, maka tidak akan ada lagi kesulitan untuk masuk ke berbagai platform yang kita inginkan meskipun dalam jumlah yang sangat banyak.