Learning 5.1 (Duluan Tiba Di Masa Depan)

Learning 5.1 (Duluan Tiba Di Masa Depan)

Pada tulisan kali ini kami akan membahas sedikit rangkuman dari buku Learning 5.1 (Duluan Tiba Di Masa Depan) yang ditulis oleh Dr. Alex Denni dan Triaji Pratomo. Mengapa buku ini sangat penting untuk dibaca? Kita harus menyadari bahwa kini kita tengah berada di era industri 4.0 yang merupakan era digitalisasi, dan kini kita tengah mempersiapkan untuk menuju industri 5.0. 

Khususnya di tahun 2020 ini, seluruh dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19, banyak bisnis mengalami kemunduran hingga banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan ataupun penurunan income. Tentu jika kita tidak meng-upgrade diri, dan membuka mindset terhadap hal-hal baru, bukan mustahil kita tidak akan pernah sampai di era industri 5.0. 

Buku ini menjelaskan bagaimana sebaiknya proses learning dilakukan guna menyambut era 5.0. Buku ini juga ditujukan bagi mereka yang membutuhkan insight berbeda tentang bagaimana membawa organisasi menjadi unggul melalui pemberdayaan manusia. 

Bagaimanapun kita harus mengakui bahwa perubahan semakin lama berlangsung sangat cepat sekali, jika kita tidak terus belajar pastinya kita akan ketinggalan zaman dan tidak mampu beradaptasi. Mari simak bagaimana perkembangan era industri pada kehidupan manusia, dan bagaimana cara manusia mengubah pola pembelajarannya. 

  • Di awal kehidupan, manusia memiliki kemampuan untuk berburu dan mengumpulkan, manusia pada saat itu juga selalu berpindah-pindah mengikuti sumber daya alam yang tersedia. Masa ini berlangsung sekiranya 150.000 tahun lamanya
  • Industri 0.0, Pada masa ini manusia sudah mulai bertani dan beternak karena populasi semakin meningkat sementara hasil buruan sudah susah didapat. Demi untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan, mereka juga melakukan barter kebutuhan pangan. Terbukti, pada masa ini manusia mulai belajar untuk dapat bertahan hidup. 
  • Industri 1.0, Butuh 2.000 tahun untuk manusia belajar hal baru kembali. Pada masa ini terjadi perang perebutan lahan dan kekuasaan. James Watt pada kala itu menciptakan mesin uap, yang memicu berkembangnya penemuan di sektor industri lainnya. Manusia pada saat itu sudah mulai mempelajari ilmu yang lebih skillful guna dapat mengoperasikan peralatan dan mesin-mesin tersebut. Pada masa ini muncul profesi-profesi baru seperti, pekerja pabrik, awak kapal, pedangan, dsb. 
  • Industri 2.0, Pada masa ini sudah ditemukan Listrik yang jauh lebih efisien daripada uap. Produktivitas semakin meningkat yang disusul meningkatnya jumlah pendapatan ataupun laba. Profesi baru juga semakin banyak bermunculan khususnya dalam hal riset keuangan, pasar modal, bankir, ilmuwan dan sebagainya. Semakin banyak pula keahlian dan pengetahuan yang harus dimiliki, pada masa inilah tumbuh dan berkembangnya universitas sebagai awal mula industri pendidikan, pengetahuan dan informasi. Masa ini berlangsung sekiranya 50 tahun lamanya. 
  • Industri 3.0, Pada era ini lahirlah industri elektronik dan teknologi, pada masa ini sudah ada internet yang mempermudah akses informasi dari mana saja dan kemana saja. Masa ini bertahan sekiranya 25 tahun lamanya. 
  • Industri 4.0, Inilah era digital yang sekarang, dimana semua informasi, akses, pengetahuan dan teknologi ada dalam genggaman. Hanya dengan membuka smartphone, setiap orang sudah dapat mengakses apapun yang diinginkan. Maka dari itu setiap bisnis maupun organisasi harus bertindak secara cepat dan tepat guna dapat bersaing pada masa ini. Diperkirakan masa ini hanya berlangsung sekiranya 5 tahun. 
  • Industri 5.0, inilah yang akan kita hadapi selanjutnya yang akan berfokus pada pengembangan teknologi AI (Artificial Intelligence). AI adalah teknologi kecerdasan buatan yang diciptakan untuk menirukan kecerdasan manusia demi untuk dapat menjalankan kegiatan operasional secara otomatis. 

Kita dapat melihat bahwa Learning Character pada setiap era berbeda
Industri 0.0 = Tradisi
Industri 1.0 = Produksi
Industri 2.0 = Standarisasi
Industri 3.0 = Spesialisasi
Industri 4.0 = Kolaborasi
Industri 5.0 = Distribusi

“Angkatan lama yang tidak bisa mengubah mindset, toolset, skillset akan tersisihkan secara alamiah”

Penting sekali bagi kita untuk terus mengubah mindset, skillset dan toolset dengan learning agar dapat terus bertahan dalam era apapun. Kegagalan organisasi dalam beradaptasi bukan karena gagal belajar hal yang baru tapi karena gagal melupakan masa lalu. Banyak sekali orang dalam organisasi yang justru tersandera dengan cara-cara lama. Orang – orang tersebut menganggap mereka sudah pintar dan mahir sehingga sulit bagi diri mereka untuk meninggalkan keahlian itu dan belajar cara baru. 

Satu hal yang harus diingat dalam learning, bahwa belajar/learning dilakukan demi orang itu sendiri dan tidak dipaksa, sehingga proses belajar dapat menjadi tanggung jawab orang tersebut pula. Konsep learning yang harus diingat adalah: Learn >> Unlearn >> Relearn.
Proses unlearn sangat diperlukan sebelum kita mencoba belajar hal baru, sangat tidak mungkin kita dapat menerima informasi/pengetahuan baru bila sekiranya kita selalu terbayang pada ilmu yang sudah kita pelajari sebelumnya. Sama seperti mengisi sebuah gelas dengan air, apabila gelas sudah terisi dengan air penuh, maka tentu tidak akan dapat diisi kembali. 

Proses learning juga mengingatkan kita bagaimana proses pembelajaran di sekolah yang cenderung menyeragamkan semua mata pelajaran, sementara karakteristik, kemampuan serta minat pada masing-masing anak itu berbeda. Sama halnya seperti meminta penguin untuk memanjat pohon. 

Lantas Apa Bedanya Training dengan Learning?
Training dilakukan pada kelas tertentu dimana peserta harus mendengarkan pembicara, sementara learning bisa dilakukan dimana saja, dan siapa saja bisa berbagi ilmu. Salah satu contoh penerapan learning yang paling nyata dalam dunia pekerjaan ialah saat kita menghadapi masalah kemudian memecahkannya serta membagi/sharing pengalaman tersebut, itulah contoh learning yang paling sederhana. 

Sekali lagi, mengapa kita harus Learning? 

  • Dunia sudah VUCA, berarti dunia yang kita hidupi sekarang terjadi perubahan yang sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol, serta kebenaran serta realitasnya menjadi sangat subyektif
  • Kemudian talent kompetisi sudah bersifat global, bisa saja tahun mendatang kita berkompetisi dari orang-orang yang berasal dari Malaysia, Singapore, Jepang, dll. 
  • Masa lalu semakin tidak relevan, bahkan Alvin Toffler yang merupakan seorang penulis buku mengatakan “orang yang buta huruf di abad 21 bukanlah orang yang tidak bisa membaca dan menulis tetapi adalah orang yang tidak mau belajar  melupakan apa yang sudah ia tahu dan belajar dengan cara mengajar 

Belajar Bagaimana Caranya Untuk Belajar (Learn How To Learn)

Kuncinya B.E.F.A.S.T:

  • Believe,  Percaya bahwa kita bisa melakukan sesuatu selama kita ada kemauan untuk itu. Dalam hal berorganisasi, manager/leader harus percaya bahwa anggotanya mampu dan bisa mempelajari hal baru terlepas dari pengalaman serta latar belakangnya. 
  • Exercise, Kegiatan fisik sangat penting! Karena dapat menstimulasi otak, menyehatkan badan serta pikiran. 
  • Forget, merupakan kemampuan wajib yang harus dimiliki dengan mengosongkan pikiran sebelum belajar (unlearn). Terlebih apabila kita masih berpikir bahwa cara yang kita lakukan selalu lebih baik, maka kita tidak akan pernah bisa belajar hal yang baru. 
  • Active, Terlibat secara mental (fokus, ingin tahu), emosional (senang) dan fisik (bergerak)
  • State, Siapkan kondisi fisik, mood, emosi agar proses dapat berjalan lancar. Tentu akan sulit menyerap ilmu apabila kondisi fisik, mood ataupun emosi sedang tidak baik. Baiknya lakukan proses learning pada kondisi stabil dan tenang, contohnya saat bangun tidur
  • Teach, Ajarkan ilmu yang kita dapatkan kepada orang lain dan cobalah untuk lebih terbuka menerima setiap informasi masuk

Belajar itu tidak melulu harus relevan misalnya dengan pekerjaan kita, belajarlah apa saja dan jangan batasi diri kita. Karena belajar merupakan salah satu cara kita untuk bertahan hidup. Learning 5.1 dimaksud agar setiap pembacanya dapat menembus batas waktu bahkan sebelum era industri 5.0 datang dengan cara belajar. Belajar jangan hanya sampai 4.0 atau 5.0 tapi ubah mindset agar dapat belajar hal lebih banyak lagi. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *